Song

Selasa, 30 September 2014

Pertemuan 8


Jumat, 26 September 2014

Manusia dan Afektivitasnya

Kekayaan dan Kompleksitas Afektivitas Manusia

Manusia dapat dibedakan dengan tumbuhan karena manusia memiliki afektivitas. Afektivitas adalah sesuatu yang membuat manusia menjadi "berada" di dunia karena mendorong orang untuk mencintai, mengabdi, dan kreatif. Afektivitas juga lah yang memperdalam cara hadir kita di dunia ini.

Disposisi (pendapat) afektif dasar subjek terhadap objek adalah kehidupan afektif berputar pada2 kutub yang saling bertentangan satu sama lain dan mengarah kepada objek karena menyukainya, atau berpaling karena menganggapnya buruk. Pada intinya, cinta adalah afektivitas paling dasariah. Sikap yang diambil afektivitas berhadapan dengan objek adalah yang dianggap berguna, subjek mencintainya (cinta utilitaris atau bermanfaat).

Sikap subjek juga ditentukan secara afektik oleh objeknya. Hal tersebut dibedakan menjadi 2, yaitu perasaan dan emosi. Perasaan dan emosi merupakan keadaan / cara yang berbeda menurut bagaimana subjek dapat menguasai objek tertentu. Menurut Thomas Aquinas, keadaan dan cara berbeda-beda tersebut adalah "Hasrat-hasrat jiwa". Meninjau ciri khas kebenaran afektivitas disebut "suasana hati". Suasana hati akan menjadi baik apabila kemampuan bekerja baik pula.



Apa yg bukan perbuatan afektif

Cinta membuktikan diri dalam perbuatan-perbuatan. Cinta mendahului perbuatan-perbuatan. Kerap afektivitas itu disamakan dengan kesanggupan merasa, padahal kehidupan afektif bukan hanya menyangkut merasa saja, tapi juga menyangkut hal yg spiritual.

Apa yg merupakan perbuatan afektif ?

       Hidup afektif atau afektivitas = seluruh perbuatan afektif yg dilakukan subyek sehingga subyek ditarik oleh obyek atau sebaliknya.
       Perbuatan afektif sedikit mirip dg  ‘perbuatan mengenal’ krn dianggap perbuatan vital/imanen. Tapi perbuatan afektif beda dg ‘perbuatan mengenal’ krn perbuatan afektif itu lebih pasif, sedangkan pada ‘perbuatan mengenal’ subyek membuka diri pd obyek.

Kondisi afektivitas manusia

·         Perlu suatu ikatan kesamaan antara S dan O perbuatan afektifnya
·         Kesenangan dari cara afektif harus dicurigai ? bersatulah dalam pikiran dan perasaan denngan apa yg baik bagi kita. Kesenangan -> Perasaan yang dialami S bila dia dihinggapi oleh keadaan berada lebih baik

Catatan cinta akan diri, sesama dan Tuhan

Cinta akan dirinya sendiri sering dianggap oleh banyak orang sebagai egoisme. Egoisme adalah menolak perhatian otentik kepada orang lain dan hanya mengambil keuntungan dari orang lain. Padahal, mencintai diri sendiri hanya akan dapat ditemukan apabila orang tersebut dapat mencintai orang lain secara sungguh-sungguh.


Mencintai Tuhan bukan berarti kita mengasingkan diri dari diri kita sendiri. Hal ini dikarenakan Tuhan tidak pernah melawan kita. Tuhan adalah sesuatu yang transenden atau melampaui kita, namun juga imanen yaitu sangat dekat dengan kita. Menurut St. Agustinus, Tuhan adalah pangkal dari kepribadian kita dan merupakan dasar semua manusia untuk berkomunikasi.  Semakin kita dekat dengan orang lain, makan kita akan semakin dekat dengan Tuhan.




Kebebasan



Jiwa dan Badan
  • Eksistensi jiwa dalam tubuh memampukan manusia untuk menghadirkan diri secara total di dunia dan memungkinkan manusia menentukan perbuatannya
  • Dalam fungsi menentukan perbuatan, jiwa berhubungan dengan kehendak bebas
  • Karena jiwalah manusia menjadi mahluk bebas
  • Kebebasan itu mendasar bagi manusia dan merupakan penting humanisme


sejarah manusia merupakan sejarah perjuangan kebebasan” (Erich Fromm, The Fear of Freedom, 1960)
Artinya, kebebasan menjadi bagian tak terpisahkan dari eksistensi manusia

Pandangan Determinisme
adalah aliran yang menolak kebebasan sebagai kenyataan hidup bagi manusia. Setiap peristiwa, termasuk tindakan dan keputusan manusia disebabkan oleh peristiwa-peristiwa lainnya.

Berikut adalah berbagai pandangan dan juga aliran mengenai determinisme :
1.    Determinisme fisik-biologis
2.    Determinisme psikologis
3.    Determinisme sosial
4.    Determinisme teologis

Kebebasan sebagai Bagian dari Eksistensi Manusia
Menurut padangan Immanuel Kant tentang kebebasan dan kehidupan moral, perbuatan moral ada pada kebebasan itu sendiri. Hal ini dikarenakan adanya tanggung jawab karena kehidupan tidak berjalan teratur tanpa adanya tanggung jawab.

Apa Arti Kebebasan?
Secara umum, kebebasan adalah ketika tidak adanya hambatan, paksaan, halangan, dan aturan. Namun, apabila ditelaah secara khusus, kebebasan tersebut dinamakan kebebasan eksistensial.
Menurut proses Filsuf Whitehead, kebebasan eksistensial adalah penyempurnaan diri dan  kesanggupan memilih dan memutuskan. Hal tersebut ditegaskan oleh  Franz Magnis-Suseno yang mengatakan bahwa ada kemampuan mengungkapkan berbagai dimensi kemanusiaan yaitu kebebasan dan hak-hak dasar.

Jenis-Jenis Kebebasan :
a) Kebebasan Horizontal (berkaitan dengan kesenangan dan kesukaan, bersifat spontan, semata pertimbangan intelektual) dankebebasan vertikal (pilihan moral, pertimbangan tujuan, tingkatan nilai)
b) Kebebasan Eksistensial (Kebebasan positif, lambang martabat manusia) dan kebebasan sosial (terkait dengan orang lain) kebebasan sosial dibatasi dalam hal fisik, psikis dan normatif.

Nilai humanistic dalam kebebasan eksistensial :
-    Melibatkan pertimbangan
-    Mengedepankan nilai kebaikan
-    Menghidupkan otonomi
-    Menyertakan tanggung jawab

4 alasan adanya pembatasan kebebasan sosial:
a.  Menyertakan pengertian
b.  Memberi ruang bagi kebebasan eksistensial
c.  Menjamin pelaksanaan keadilan bagi masyarakat
d. Terkait dengan hakikat manusia sebagai makhluk sosial.

Sejarah Perkembangan Masalah Kebebasan
Filsafat Yunani tidak memberikan jawaban yang memuaskan atas masalah kebebasan karena :
  • Adanya pandangan bahwa semua hal berada di bawah “nasib” dan “kehendak mutlak” yang mengatasi manusia dan para dewasa yang secara sadar atau tidak sadar menentukan tindakan. Jadi, tidak ada pertanggungjawaban manusia atas tindakannya.
  • Menurut pemikiran Yunani, manusia ialah bagian dari alam maka harus mengikuti hukum umum yang mengaturnya.
  • Manusia terpengaruh oleh sejarah yang bergerak secara siklis.
Jaman – jaman yang ada dalam sejarah Perkembangan Masalah Kebebasan :
i.   Zaman Abad Pertengahan, masalah kebebasan dilihat dalam perspektif teosentrik
ii.  Zaman modern (percaya akal budi), perspektif teosentrik digantikan oleh perspektif antroposentrik
iii  Era Kontemporer (pascamodern), kebebasan dipermasalahkan dari sudut pandang sosial
iv. Kebebasan dalam pemikiran Timur cenderung dilihat sebagai pembebasan dari kendala keinginan egoistik dan dari kecemasan untuk mencapai kesatuan dan pengendalian diri.

Sumber : PPT KBK Filsafat Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara

Jumat, 26 September 2014

Apakah manusia itu bebas ?

Haiii guysssss !!!! 
Dalam pertemuan pada tanggal 26 september 2014 yang lalu, menjadii pertemuan yah cukup seruuuu karenaa membahas tentang kebebasan. Walaupun sayaa saat kelas sedikitt ngantukk tapii masih bisa mengikuti kelas dengan baikk.

Di akhir pertemuan kami diminta untuk memberi pendapat dan pandangan masing-masih terhadap pertanyaan “Apakah Manusia itu bebas?” Jadi, berikut ini akan saya beri tahu apa yang menjadi pendapat saya tentang kebebasan manusia.

Sebagai manusiaa tentu kita sudah tau apa itu kata bebas,dan kata bebas tentunya sudah tidak asing lagi bagi kita semua. Tapii masih banyak belum tau apakah sesungguhnya manusia itu bebas ?
Setiap orang memiliki arti kebebasannya masing-masing. Ada yang mengatakan bahwa manusia selalu bebas karena dia dapat menentukan kemauan hidupnya sendiri. Namun, ada juga yang berpendapat bahwa manusia itu senantisasa terikat dan tidak sepenuhnya bebas. Saya sendiri berpendapat bahwa, manusia itu bebas tapi kebebasannya itu masih memiliki batasan. 
Yang saya maksud dengan bebas di dalam suatu batasan yaitu manusia tidak sepenuhnya terikat dan tidak juga sepenuhnya bebas. Ada tingkatan di mana manusia itu bebas dan manusia itu terikat. Mungkin kita bisa mengatakan bahwa tidak ada yang mampu memaksa manusia melakukan sesuatu, oleh karena itu maka manusia itu bebas. Tetapi, pada kenyataannya kita sebagai manusia dikelilingi oleh batasan dan peraturan. 

Jadi,menurut saya manusia itu tidak sepenuhnya bebas karena masih ada batasan-batasan dan aturan yang melingkupi manusia. Batasan tersebut ada yang dibuat oleh manusia dan ada yang telah ditetapkan oleh alam dan ataupun aturah dari Tuhan.

Kamis, 25 September 2014

Pertemuan 7

Haiiiii semuaaa.....

Hari ini, 25 September 2014 adalah hari yang sangat beratt hahaha kenapa? karenaa hari ini adalah hari di mana UTS Filsafat -,- *curhat dikit hahaha
HAri ini juga adalah hari yang lumayan menyenangkan karena materi hari ini sangat sedikit dibandingkan dengan materi sebelumnya hahaha

langsung aja deh yah klo gituuu saya akan membahas materi hari ini :)

Filsafat Manusia : Jiwa & Badan

Badan dan Jiwa adalah satu kesatuan yang membentuk pribadi manusia. Ada dua aliran yang melihat badan dan jiwa secara bertolak belakang.

Monoisme
Monoisme adalah aliran yang menolak pandangan bahwa badan dan jiwa merupakan dua unsur yang terpisah. 3 unsur bentuk aliran :

  • meterialisme : materi sebagai dasar segala hal
  • teori identitas : ,emgakui aktivitas mental manusia
  • idealisme : ada hal yang tidak dapat diterangkan semata berdasarkan materi, seperti pengalaman, nilai dan norma.
Dualisme
Dualisme merupakan badan dan jiwa adalah dua elemen yang berbeda dan terpisah. Perbedaan itu ada di dalam objek dan pengertian. Ada empat caban,yaitu :
  • interaksionisme : fokus pada hubungan timbal balik antara badan dan jiwa
  • okkosionalisme : memasukkan dimensi ilahi dalam hubumgan badan dan jiwa
  • pararelisme : sistem kejadian ragawi terdapat di alam, sistem kejadian jiwa di dalam jiwa manusia.
  • epifenomenalisme : melihat hubungan badan dan jiwa dari fungsi saraf.
Badan Manusia
- Badan adalah elemen mendasar dalam membentuk pribadi manusia.
- Pandanga tradisional badan = kumpulan berbagai entitas material yang membentuk makhluk. Mekanisme gerak badan bersifat mekanistik.
- Hakikat badan terletak pada aktivitas yang terjadi dalam badan

Jiwa Manusia
- Pandangan tradisional jiwa = makhluk halus, tidak bisa ditangkap indera.
- Jiwa harus dipahami sebagai kompleksitas kegiatan mental manusia.
- James Pratt, empat hal kemampuan dasar jiwa :
  • menghasilkan kualitas penginderaan
  • mampu menghasilkan makna yang berasal dari penginderaan khusus
  • mampu memberi tanggapan pada hasil penginderaan
  • memberi tanggapan pada proses dalam pikiran dan kebaikan
- Agustinus : manusia hanya bisa melakukan penilaian terhadap tindakannya karena dorongan dari jiwa.


Sumber : Catatan saya sendiri yang diambil dari PPT KBK Filsafat Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara

Berkaitan dengan materi ini, kami disuruh membuat sebuah dialog antara jiwa dan raga. Berikut ini adalah dialognya.

Dialog Jiwa dan Raga

Pada suatu hari jiwa dan raga bertemu lalu mereka berbincang-bincang....

Jiwa : Hai Raga, apaka kabar mu ?
Raga : Aku merasa kurang baik
Jiwa : Kenapa begitu ?
Raga : karena tubuhku dipaksa untuk melakukan aktivitas yang berlebihan sampai-sampai aku kurang istirahat. Bagaimana denganmu Jiwa ?
Jiwa : aku juga merasakan hal yang sama dengan mu.
Raga : Kenapa demikian ?
Jiwa : karena akupun butuh istirahat, walau aku ini  tidak berbentuk, namun aku juga dapat merasakan lelah sama seperti dirimu raga. Entah kenapa sekarang aku ingin berpisah denganmu
Raga : aku hanya ingin memberi tahu satu hal kepadamu kalau kita itu bagaikan perangko dan lem tidak dapat dpisahkan,keculali kita dipisahkan oeh Yang Maha Kuasa karena kita diciptakan untuk selalu bersama. Apa yang kamu rasakan aku juga merasakannya.

Pertemuan 6

Holaaa !!!!!!!!!!

Hari selasa, 23 September 2014 adalah pertemuan ke enam untuk blok filsafat yang sekaligus pertemuan terakhir sebelum ujian tengah seemester blok filsafat. Pada Pertemuan kali ini membahas tentang etika dan moral dalam praktek serta filsafat manusia. Etika dan moral dalam praktek ini, kami diberikan beberapa video dan kami harus mencari dan mempelajari kasus apa yang terjadi di dalam video tersebut serta hal apa saja yang terkait di dalamnya. 
Untuk etika dan moral saya akan share tugas yang diberikan untuk kelompok kami di "Update-an Kelompok" karena di situ saya sediakan khusus untuk membagikan tugas yang diberikan kepada kelompok kami. Yang akan saya bagikan di post-an saya yang ini adalah tentang filsafat manusia


Filsafat Manusia


Apa itu filsafat ?
Filsafat : philein (mencintai); sophia (kebijaksanaan). Filsafat sebagai perenungan dicirikan oleh:
·         Mengkaji segala hal secara kritis
·         Menggunakan metode dialektis
·         Berusaha mencapai realitas terdalam (arkhe)
·         Bertujuan menangkap tujuan ideal realitas
·         Mengetahui bagaimana harus hidup sebagai manusia

Jadi
·         Filsafat sebagai hasil perenungan
·         Filsafat sebagai kritik
·         Filsafat sebagai ilmu yang berusaha mencari kebenaran secara metodik, sistematis, rasional, runtut, radikal dan bertanggungjawab


Filsafat Manusia
Ø  Bagian filsafat yang mengupas apa arti manusia/menyoroti hakikat atau esensi manusia
Ø  Memikirkan tentang asal-usul kehidupan manusia (origin of human life), hakikat hidup manusia (the nature of human life),  dan realitas eksistensi manusia
Ø  Hasrat untuk tahu siapa dan apakah manusia.
Ø  Maka, filsafat manusia menanyakan pertanyaan krusial tentang dirinya sendiri dan secara bertahap memberi jawaban bagi diri sendiri.

Istilah yang Terkait dengan Filsafat Manusia
}  Dulu:
·           Psikologi filosofis
·           Psikologi rasional
}  Sekarang:
·         Filsafat manusia
·         Antropologi filofis

Manfaat Mempelajari Filsafat Manusia
}  Manusia adalah makhluk yang mampu dan wajib (sampai tingkat tertentu) menyelidiki arti yang dalam dari “yang ada”
}  Manusia bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri.


Masih Perlu dan masih mungkinkah berfilsafat manusia ?
·         Tentu saja masih. Pandangan yang bertentangan antar filsuf dapat diatasi dan diperdamaikan. “kesalahan” para filsuf dapat dikoreksi lagi. Sangat disayangkan bila tidak mendalami aliran filosofis yang mendalam dari para filsuf, antara lain : Plato, Aristoteles,Merleau-Ponty, Paul Ricoeur, Martin Heidegger, Soren Kierkegaard, Emmanuel Levinas, Gabriel Marcel, Jacques Lacan, Jacques Derrida dll.
·         Konsepsi mereka begitu mendalam dan holistic.

Apakah Filsafat manusia relevant ?
       Ya, manusia itu dinamis, misteri dan paradoksal
       Alasan:
1.       Dengan bertanya manusia mewujudkan hakikat kemanusiaannya
2.       Dengan mendalami manusia, manusia mengenal dirinya lebih baik
3.       Sebagai konsekuensi no.2 di atas, filsafat manusia mengantar manusia semakin bertanggung jawab terhadap dirinya dan sesama. Misalnya kata Karl Marx, Erich Fromm dan E. Levinas

Metode Filsafat Manusia

¡  Sebagai bagian dari filsafat, cara kerja filsafat manusia juga sama dengan filsafat pada umumnya
¡  Yaitu: refleksi, analisa transendental dan sintesa
¡  Juga: ekstensif, intensif dan kritis

Objek Filsafat Manusia
¡  Objek material: manusia
¡  Objek formal: esensi manusia, strukturnya yang fundamental
¡  Struktur fundamental bukan fisik melainkan struktur metafisik yakni intisari, struktur dasar, bentuk terpenting manusia, dinamisme primordial manusia yang diketahui melalui daya pikir, bukan penginderaan.

Pertanyaan yang hendak dijawab dalam filsafat manusia
Ø  Apakah manusia itu?
Ø  Siapakah manusia itu?
Ø  Apakah makna eksistensi manusia?
Ø  Apakah artinya manusia dan bagaimana masa depan manusia?

Max Scheler dan Heidegger berkata :
Tak ada zaman, seperti zaman sekarang di mana manusia menjadi pertanyaan bagi dirinya sendiri atau menjadi problematik bagi dirinya. Tak ada pula masa di mana di tengah kemajuan yang pesat mengenai manusia, manusialah paling kurang tahu tentang dirinya dan tentang identitasnya.”


Dari mana datangnya pertanyaan mengenai manusia?
·         Kekaguman
·         Ketakjuban
·         Frustrasi
·         Delusi
·         Pengalaman negative

Hal-hal yang dibahas dalam filsafat manusia
§  Mencari kekhasan manusia
§  Manusia sebagai “ada-di-dunia”
§  Evolusi
§  Antarsubyektivitas (sosialitas manusia)
§  Manusia sebagai eksistensi bertubuh
§  Transendensi
§  Manusia sebagai roh
§  Pengetahuan manusia
§  Kebebasan
§  Kesejarahan/historisitas
§  kebudayaan, sains dan teknologi
§  Dimensi antropologis dari pekerjaan
§  Manusia sebagai pribadi/persona
§  Kematian dan harapan

Sekian yang dapat saya bagikan :) Semoga bermanfaat yahhh Guys !!! thankyouu :) ditunggu commentnya hahhaa

Sumber : PPT KBK Filsafat Fakultas Psikologi 2014 Universitas Tarumanagara

Selasa, 23 September 2014

Perkenalan Kelompok

Hello semua pembaca....

perkenalkan nama saya Meilisa dari kelompok 7 (A-B) yang beranggotakan Sadhrina, Cherry, Cynthia, Marsella, Alam dan Handi. 

Kami menamai kelompok kami EMPIRISME. Alasan kami memilih nama ini adalah, sebagaimana yang kita ketahui bahwa empirisme adalah metode dalam filsafat untuk memperoleh pengetahuan atau ilmu melalui pengalaman. 

Jadi tujuan kita adalah membagi ilmu-ilmu filsafat dari pengalaman yang kita dapatkan selama pembelajaran di kelas kepada kalian semua pembaca blog ini.

Semoga ilmu-ilmu filsafat yang dibagikan melalui blog ini berguna bagi pembaca sekalian.
Terimakasih sudah membaca blog ini :)

Senin, 22 September 2014

Pertemuan 5

Haii semuaaa !!!!
hari ini, Senin 22 September 2014 menjadi pertemua kelima bagi saya dalam KBK filsafat. Materi ini cukup mebingungkan saya karena contoh-contoh yang diterapkan juga lumayan memutar otak. Seperti kelas-kelas sebelumnya selalu ada antusias dari teman-teman mahasiswa dalam memjawab pertanyaa,memberika contoh, dan memberikan penjelasan serta pendapat.
btw,langsung saja dengan pembahasannya hehehe

Kesesatan Pemikiran (Fallacia)



Kata fallacia memiliki arti yaitu kesalahan pemikiran dalam logika bukan kesalahan fakta tapi kelasahan atas kesimpulan karena penalaranyang tidak sehat. Fallacia diklasifikasikan dalam dua jenis kesesatan yaitu :

  • Kesesatan Formal : pelanggaran terhadap kaidah logika
  • Kesesatan Informal : menyangkur kesesatan dalam bahasa
Macam-Macam Fallacia
  • amfibioli : sesat karena struktur kalimat bercabang.
  • kesesatan aksen/prosodi : sesat karena penekanan yang salah dalam pembicaraan.
  • kesesatan bentuk pembicaraan : sesat karena menyimpulkan kesamaan konstruksi juga berlaku bagi yang lain
  • kesesatan aksiden : yang aksidental dikacaukan dengan hal yang hakiki
  • kesesatan karena alasan yang salah : konklusi ditarik dari premis yang tidak relevan. 
Kesesatan Presumsi
  • generalisasi tergesa-gesa
  • non sequitur (belum tentu)
  • analogi palsu
  • penalaran melingkar (petitio principii)
  • deduksi cacat
  • pikiran simplitis
Menghindari Persoalan
  • argumentum ad hominem
  • argumentum ad populum
  • argumentum ad misericordiam
  • argumentum ad baculum
  • argumentum ad auctoritatem
  • argumentum ad ignrantiam
  • argumen untuk keuntungan seseorang
  • non causa pro causa
Kesesatan Retoris
  • Eufemisme/disfemisme
  • penjelasan retorik
  • stereotipe
  • innuendo
  • loading question
  • weaseler
  • downplay
  • lelucon/sindiran
  • hiperbola
  • pengadaian bukti
  • dilema semu
Silogisme



Silogisme adalah suatu simpulan di mana dari dua putusan (premis-premis) disimpulkan suatu putusan yang baru. Prinsip silogisme adalah bila premisnya benar, maka kesimpulannya benar. Ada dua macam silogisme yaitu silogisme kategoris dan silogisme hipotetis.

1. Silogisme Kategoris
Silogisme Kategoris adalah silogisme yang premis dan simpulannya adalah putusan kategoris.
contoh :
P1 : menolong adalah perbuatan baik
P2 : perbuatan baik itu terpuji
K : Jadi, perbuatan baik itu terpuji

2. Silogisme Kategoris
- silogisme kategoris tunggal : mempunyai dua premis,terdiri dari 3 term, yaitu P,M,S. Bentuk-bentuk silogisme kategoris tunggal :

M adalah S dalam premis mayor dan P dalam premis minor. Aturan : premis minor harus sebagai penegasan, sedang premis mayor bersifat umum. Contoh :

M-P setiap manusia butuh makan
S-M Jimmy adalah manusia
S-P jadi, Jimmy butuh makan

jadi P dalam premis mayor dan minorAturansalah satu premis harus negatifPremis mayor bersifat umum. Contoh :

P-M gelang itu dipakai di tangan
S-M anting itu bukan dipakai di tangan
S-P gelang itu bukan anting

*M menjadi S dalam premis mayor dan minor. Aturan: premis minor harus berupa penegasan  dan simpulannya bersifat partikular. Contoh :

M-P Mahasiswa itu orang dengan tugas belajar 
M-S Ada mahasiswa yang orang bodoh 
S-P Jadisebagian orang bodoh itu orang dengan tugas belajar 

*M adalah P dalam premis mayor dan S dlm premis minor. Aturan: premis minor harus berupa penegasan, sedangkan  Simpulan bersifat partikular. Contoh :

P-M KFC itu junkfood
M-S semua makanan junkfood tidak baik untuk kesehatan
S-P jadi,sebagian yang tidak baik untuk kesehatan adalah KFC

Silogisme Kategoris Majemuk

Silogisme kategoris majemuk adalah betuk silogisme yang premis-premisnya sangat lengkap dan lebih dari tiga premis. Jenis-jenis silogisme kategoris majemuk :


Epicherema : silogisme yang salah satu atau kedua premisnya disertai alasan. Contoh :

P1: Semua arloji bermutu adalah arloji mahalkrn sukar pembuatannya
P2 : Arloji Mido itu adalah arloji baikkrn selalu tepat dan awet
K: Jadiarloji Mido adalah arloji mahal.

Entymema :silogisme yg dlm penalarannya tdk mengemukakan semua premis scr eksplisit. Salah satu premis/simpulannya dilampaui, disebut juga silogisme yg disingkat. Contoh :

- Versi singkat : Anton adalah manusia yang akan mati
-Versi lengkap :
P1 : Manusia akan mati
P2 : Anton adalah manusia
K :  jadi, Anton akan mati

Polisilogisme : deretan silogisme di mana simpulan silogisme yang satu menjadi premis untuk silogisme yang lainnya. Contoh :

P1 : Orang yang ingin terlihat baik adalah orang yang ambisius
P2 : Seseorang yanng selalu ingin sempurna adalah orang yang ingin terligat baik
K : Seseorang yang selalu ingin sempurna adalah orang yang ambisius

Sorites : silogisme yang premisnya lebih dari dua. Contoh :

P1 : Orang yang tidak mengendalikan keinginannyamenginginkan seribu satu barang.
P2 : Orang yang menginginkan seribu satu barangbanyak sekali kebutuhannya
P3 : Org yg banyak sekali kebutuhannyatdk tenteram hatinya
K : Jadi org yg tdk mengendalikan keinginannyatdk tenteram hatinnya.


Hukum Silogisme Kategoris



  • Silogisme tidak boleh mengandung lebih dari tiga term ( S,M,P )
  • M tidak boleh masuk dalam kesimpulan karena M berfungsi mengadakan perbandingan dengan term.
  • Term P dan S dalam simpulan tidak boleh lebih luas dari premis-premisnya.

Etika dan Moral 



Etika
Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu "ethos" yang berarti watak. Sedangkan, moral bersal dari kata latin yaitu "mos" (tunggal) dan "moris" (jamak) yang artinya kebiasaan. Etika adalah cabang filsafat yang berbicara tentang nilai dan norma moral yang menentukan perilaku manusia dalam hidupnya. Etika sangat menekankan pendekatan yang kritis dalam melihat dan menggumuli nilai dan norma moral tersebut serta permasalahan-permasalahan yang timbul dalam kaitan dengan nilai dan norma-norma itu. Etika berperan untuk menghimbau orang untuk bertindak sesuai dengan moralitas,tetapi bukan karena tindakan itu diperintahkan oleh moralitas tetapi karena orang itu sadar bahwa hal itu memang baik baginya. Etika juga membantu manusia untuk bertindak secara bebas dan dapat dipertanggungjawabkan.
Etika ada dua macam,yaitu :
  • Etika Perangai : Adat istiadat atau kebiasaan yang menggambarkan perangai manusia dalam hidup bermasyarakat di daerah-daerah tertentu,pada waktu tertentu pula. Contoh : pakaian adat dan upacara adat.
  • Etika moral : berkenan dengan kebiasaan berperilaku baik dan benar berdasarkan kodrat manusia. Contoh : berkata dan berbuat jujur

Arti Etika
  • Etika sebagai ilmu : ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral.
  • Etika sebagai kode etik : kumpulan asas atau nilai yang berkenan dengan akhlak.
  • Etika sebagai sistem nilai : nilai mengenai benar-salah yang dianut oleh suatu golongan atau masyarakat.

Objek Etika
  • Objek material : tingkah laku atau perbuatan manusia
  • Objek formal : kebaikan dan keburukan, bermoral tidak bermoral dari tingkah laku tersebut.
Etika sebagai Cabang Filsafat
  • etika merupakan cabang filsafat yang mengenakan refleksi dan metode tugas manusia dalam upaya menggali nilai-nilai moral atau menerjemahkan berbagai nilai ke dalam norma-norma lalu menerapkannya pada situasi kehidupan konkret.
  • sebagai ilmu etika mencari kebenaran
  • sebagai filsafat etika mencari keterangan yang sedalam-dalamnya
  • sebagai tugas etika mencari ukuran tentang baik-buruknya tingkah laku
Berdasarkan Kajian Ilmu 
  1. Etika normatif : mempelajari secara kritis dan metodis norma-norma yang ada, untuk mendapat norma yang ada untuk dapat norma dasar yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka sebagai ilmu, etika bersifat kritis dan metodis.
  2. Etika fenomenalogis : mempelajari secara kritis dan metodis gejala-gejala moral seperti sura hari, kebebasan dan tanggung jawab.
Sistematika Etika
De Vos (1987)
ETIKA:
•Etika Deskriptif
  1. Sejarah Kesusilaan
  2. Fenomenologi Kesusilaan
•Etika Normatif
K. Bertens (1993):
ETIKA:
•Etika Deskriptif
•Etika Normatif
  1. Etika Umum
  2. Etika Khusus
•Metaetika
ETIKA:
Etika Umum
Etika Khusus :
  - Etika Individividual
  - Etika Sosial:  - Sikap terhadap sesama
         - Etika keluarga
         - Etika profesi: 
             -biomedis
            - bisnis
            - hukum
            - ilmu pengetahuan
            - dll
        - Etika politik
        - Etika lingkungan hidup
        - Kritik ideologi-ideologi

Etika Umum
Berbicara tentang kondisi-kondisi dasar, teori-teori etika dan prinsip-prinsip moral dasar yang menjadi pegangan bagi manusia dalam bertindak serta tolak ukur dalam menilai baik atau buruk suatu tindakan.

Etika Khusus
Merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang kehidupan yang khusus. Etika khusus dibagi lagi menjadi dua jenis, yaitu :
  • etika individual, yaitu menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap diri sendiri.
  • etika sosial, yaitu berbicara mengenai kewajiban, sikap, dan pola perilaku manusia sebagai anggota umat manusia.
Etika Deskriptif
Etika ini membahas tentang apa yang dipandang, melukiskan tingkah laku moral dalam arti luas, dan mempelajari moralitas yang terdapat pada individu dan budaya atau subkultur, atau dalam suatu periode sejarah.

- Sejarah Kesusilaan : kesusilaan timbul bila orang menerapkan metode historis dalam etika deskriptif.
- Fenomenologi Kesusilaan : etika fenomenologi tidak menilai atau membuktikan sifat kesadaran moral, tetapi hanya menjelaskan, menunjukkan adanya unsur-unsur itu dalam kesadaran moral.Fenomenologi kesusilaan mencari makna kesusilaan dari gejala-gejala kesusilaan; artinya, ilmu pengetahuan ini melukiskan kesusilaan sebagaimana adanya, mempertanyakan apakah yang merupakan hakikat kesusilaan.Ciri pokok fenomenologi adalah menghindarkan pemberian tanggapan mengenai kebenaran.

Etika Normatif
Etika ini berbicara tentang berbagai norma yang menuntun tingkah laku manusia serta memberikan penilaian dan himbauan kepada manusia untuk bertindak sebagaiman seharusnya berdasarkan norma-norma. Etika normatif itu tidak deskriptif,tetapi preskriptif (memerintahkan).

Metaetika
Metaetika berhubungan dengan bahasa. Metaetika ini diciptakan untuk menunjukkan bahwa yang dibahas bukan moralitas secara langsung, melainkan ucapan-ucapan di bidang moralitas.

Tujuan mempelajari etika adalah untuk menyamakan presepsi tentang penilaian perbuatan baik dan perbuatan buruk bagi setiap manusia dalam ruang dan waktu,serta sebagai ilmu bersifat kritis dan metodis.

Berdasarkan Kajian Ilmu
  1. Etika normatif : mempelajari secara kritis dan metodis norma-norma yang ada, untuk dapat norma dasar yang dapat dipertanggungjawabkan.
  2. Etika fenomenalogis : mempelajari secara kritis dan metodis gejala-gejala moral.

Aliran dalam Etika

Eudemonisme : menekankan bahwa kebaikan tertinggi manusia terletak pada kebahagiaan atau situasi yang secara umum baik
Hedonisme : kenikmatan atau yang menyenangkan
Egoisme : kesenangan dan kebaikan diri sendiri menjadi target usaha seseorang dan bukan kebaikan orang lain.
Utilitarianisme : menggunakan sesuatu yang berguna.
Deontologisme : didasarkan pada intuisi manusia tentang prinsip moral.
Deontologisme Etis : tindakan diangggap baik tanpa disangkutkan dengan nilai kebaikan suatu hal
Etika situasi : kebenaran suatu tindakan titemukan dalam situasi konkret individual atau bagaimana situasi itu mempengarugi kesadaran individual. 
Etika Profesi
Etika profesi adalah etika sosial yang menyangkut hubungan antar manusia dalam satu lingkup profesi dan masyarakat pengguna profesi tersebut. 

Ciri-ciri etika profesi :

  • adanya ppengetahuan khusus
  • adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi
  • mengabdi pada kepentingan maskyarakat
  • ada izin khusus untuk menjalankan suatu profesi
  • menjadi anggota dari suatu profesi.
Prinsip-prinsip Etika Profesi :

1. Tanggung jawab
  • terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan hasilnya
  • terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang pada umumnya
2. Keadilan
    Menuntut kita untuk memberikan kepada siapa saja apayang menjadi haknya.

3. Otonomi
    Menuntut agar setiao kaum profesional memiliki dan diberi kebebasan dalam menjalankan profesinya.

Kode Etik
Kode etik yaitu norma atau azas yang diterima oleh suatu kelompok tertentu sebagai landasan tingkah laku sehari-hari di masyarakat maupun di tempat kerja. Tujuan kode etik, yaitu :

1. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi.
2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota.
3. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.
4. Untuk meningkatkan mutu profesi.
5. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.
6. Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi.
7. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.
8. Menentukan baku standarnya sendiri.

Moral
Moral secara umum adalah norma untuk menata sikap batin dan perilaku lahiriah. Moral dibagi menjadi dua, yaitu filosofis dan teologis.
  • Moral filosofis : didasarkan pada penalaran akal budi dan pengamatan
  • Moral teologis : didasarkan pada kitab suci yang ditafsirkan oleh otoritas intansi agama yang bersangkutan.

Amoral dan imoral

Amoral
- tidak berhubungan dengan konteks moral
- di luar suasana etis
- non-moral

Immoral
- bertentangan dengan moralitas yang baik
- secara moral buruk
- tidak etis

Perbedaan Etika dan Etiket

Etika :
1. Menetapkan norma perbuatan,
    apakah boleh dilakukan atau
    tidakmisalmasuk rumah orang
    lain tanpa izin.
2. Berlaku tidak bergantung pada 
    ada tidaknya orang lain, misal
    larangan  mencuri selalu berlaku
    baik ada atau tidak orang lain.
3. Bersifat absolut, tidak dapat
    ditawar-tawar, misal: jangan
    mencuri, jangan membunuh
4. Memandang manusia dari segi
   dalam <batiniah>

Etiket
1. Menetapkan cara melakukan
    perbuatanmenunjukkan cara
    yang tepatbaikdan benar
    sesuai dengan yang diharapkan
2. Berlaku hanya dalam pergaulan,
    jika tidak ada orang lain etiket
    tidak berlaku.
3. Bersifat relatifdianggap tidak
    sopan dalam suatu kebudayaan
    dapat dianggap sopan dalam
    kebudayaan lain.
4. Memandang manusia dari segi
    luar <lahiriah>

Perbedaan Etika dan Hukum
Hukum lebih dikodifikasi daripada etika; etika tidak dikodifikasi.
Hukum membatasi diri pada tingkah laku lahiriah saja; etika menyangkut juga sikap batin seseorang.
Sanksi yang berkaitan dengan hukum berlainan dengan sanksi yang berkaitan dengan etika (sanksi hukum bisa dipaksakan, etika tidak bisa dipaksakan).
Hukum didasarkan pada kehendak masyarakat dan akhirnya atas kehendak negara; etika melebihi para individu dan masyarakat.
Jika hukum memberikan putusan hukumnya perbuatan, etika memberikan penilaian baik buruknya.
Etika ditujukan kepada manusia sebagai individu; hukum ditujukan kepada manusia sebagai makhluk sosial.

Perbedaan Etika dan Agama
Etika sebagai cabang filsafat bertitik tolak pada akal pikiran, bukan agama. Etika mendasarkan diri hanya pada argumentasi rasional. Agama bertitik tolak dari wahyu Tuhan melalui Kitab Suci.


Enjoy yah guys !! ditunggu commentnya hahahaha

sumber : PPT KBK Filsafat Universitas Tarumanagara