Song

Minggu, 21 September 2014

Pertemuan 4 (kuliah pengganti)

Hallo !!!!
Seperti yang sudah saya bilang di Postingan saya sebelumnya bahwa pada hari jumat,19 September itu ada kelas pengganti. Di postingan saya yang ini saya akan membagikan materi apa yang saya dapatkan saat kelas pengganti. Tapi sebelum itu,saya akan meceritakan suasana yang berlangsung pada saat kelas pengganti berjalan.
Selama kelas pengganti tidak hanya materi saja yang disampaikan akan tetapi ada beberapa game yang diselipkan agar mahasiswanya tidak bosan dan mengantuk, serta ada sesi dimana kita diminta untuk menulis sesuatu yang menurut saya itu menjadi bagian dari hidup pribadi tiap orang. Materi yang disampaikan pada saat kelas pengganti adalah materi yang sangat banyak.

Logika

Logika bersasal dari bahasa Yunani, yaitu logikos (sesuatu yang diungkapkan lewat bahasa). Pertama kali istilah itu digunakan oleh Zeno dari Citium 9334-262 SM). Logika merupakan cabang filsafat yang mempelajari,menyusun, dan membahas asas-asas atau aturan formal serta kriteria yang sahih bagi penalaran dan penyimpulan untuk mencapai kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan secara rasional.
Logika juga merupakan ilmu pengetahuan. logika juga merupakan suatu keterampilan untuk menerapkan hukum-hukum pemikiran dalam praktek.

Objek Logika

  • material : manusia itu sendiri
  • formal : kegiatan akal budi untuk melakukan penalaran yang tepat yang tampak melalui ungkapan pikiran melalui bahasa.
Manfaat Belajar logika
  1. membantu setiap orang untuk mampu berpikir kritis, rasional, dan metodis
  2. kemampuan meningkatkan kemampuan benalar zecara abstrak
  3. mampu berdiri lebih tajam dan mandiri
  4. menambah kecerdasan berpikir, sehingga bisa menghindari kekeliruan dan kesesatan dalam menarik kesimpulan.
Macam-Macam Logika :
  • Logika kodrati : suatu suasana saat akal budi bekerja menurut hukum logika secara spontan
  • logika ilmiah : berusaha mempertajam akal budi manusia agar dapat bekerja lebih teliti atau tepat, sehinggal dapat menghindari kekesatan.
Logika formal (logika miror)
Logika formal berbicara tentang kebenaran bentuk. sebuah argumen dikatakan mempunyai kebenaran bektu, bila konklusinya ditarik secara logis dari premis atau titik pangkalmya dengan mengabaikan isi yang terkandung dalam argumen tersebut. Yang harus diperhatikan adalah penyusunan pernyataan-pernyataan yang menjadi premis atau dasar pennyimpulan.


Logika Material atau Isi (logika mayor)
Logika material membahas tentang kebenaran isi. sebuah argumen dikatakan mempunyai kebenaran isi bila pernyataan-pernyataan yang membentuk sesuai dengan kenyataan.

Logika (Critical Thinking)
Berpikir kritis adalah merasionalkan kehidupan manusia dan secara hati-hati mengamati atau memeriksa proses berpikir sebagai dasar untuk mengklarifikasi dan memperbaiki pemahaman tentang sesuatu. Pemeriksaan atas suatu asumsi tentang bukti terbaru dan menginterpretasikan dan mengevaluasi argumen dalam rangka menegakkan kesimpulan atas suatu persfektif baru.

Karakterisrik Berpikir Kritis

  1. Rasional,Reasonable,Refleksi : berdasarkan asalan dan bukti bukan atas dasar keinginan pribadi. 
  2. Melibatkan Skeptiscm yang sehat dan konstruktif : tidak menerima atau menolak ide dan menaati peraturan setelah berpikir panjang dengan mencari pemahaman, merasionalkannya, mengikuti yang yang masuk akal, dan memperbaiki yang tidak masuk akal.
  3. Otonomi : tidak mudah dimanupulasi, berpikir dengan pikiran sendiri
  4. Kreatif : menciptakan ide yang orisinal dengan cara menghubungkan pemikiran dan konsep
  5. Adil : tidak berpihak
  6. Dapat dipercaya dan dilakukan : memutuskan tindakan yang dilakukan, membuat observasi yang dapat dipercaya,mengatasi masalah dan mengevaluasi kebijakan, tuntunan dan tindakan.
Pemikiran Kritis di Psikologi akan mempraktekkan Keterampilan Kognitif dalam :
  • Analisa
  • Aplikasi Standar
  • Diskriminasi
  • Pencarian Informasi
  • Pembuatan alasan logis
  • Prediksi
  • Transformasi pengetahuan
5 Model Berpikir Kritis 
T : Total Recall
H : Habits
I : Inqurity
N : New ideas and Creativity
K : Knowing how you think

Logika Deduktif dan Induktif

Logika Induktif
Logika induktif adalah cara kerja ilmu pengetahuan yang bertolak belakang degan sejumlah proposisi tunggal/partikular tertentu untuk menarik kesimpulan umum tertentu. Berdasarkan fakta dapat dirumuskan kesimpulan umum. Namun, kesimpulan umum harus dianggap sebagai bersifat sementara karena ciri dasar induktif selalu tidak lengkap. Argumentasi dalam penalaran induktif tidak dinilai sebagai sahih/valid atau invalid, tapi berdasarkan probabilitas.

Cara penalaran Induktif
Proses induksi mulai berdasar kejadian-kejadian atau gejalala partikular. Tiga ciri penalaran induktif :
  1. Premis penal induktif : proposisi empiris yang ditangkap indera
  2. Kesimpulan dalam penalaran induksi lebih luas daripada apa yang dinyatakan dalam premis
  3. Meski kesimpulan tidak mengikat, tapi manusia menerimanya.
Ciri Penalaran Induksi 
  1. premis-premis dalam penalaran induksi merupakan proposisi empiris yang berhubungan langsung dengan observasi indera. Indera menangkap dan akal menerima.
  2. kesimpulan dalam penalaran induksi lebih luas daripada apa yang dinyatakan di dalam premis-premisnya.
  3. meskipun kesimpulan induksi itu tidak mengikat, tetapi manusia yang normal akan menerimanya, kecuali apabila ada alasan untuk menolaknya. Jadi, dapat dikatakan bahwa kesimpulan induksi itu memiliki kredibilitas rasional yang disebut probabilitas.
Generalisasi Induktif
Generalisasi induktif adalah proses berdasarkan pengamatan atas gejala dengan sifat tertentu untuk menarik kesimpulan tentang semua. Prinsip generalisasi induktif yaitu apa yang terjadi beberapa kali dalam kondisi tertentu dapat diharapkan akan selalu terjadi bila kondisi yang sama terpenuhi. Beberapa syarat membuat generalisasi :
  1. tidak terbatas secara numerik,tidak boleh terikat pada jumlah tertentu
  2. tidak terbatas secara spasio temporal, harus berlaku di mana saja
  3. dapat dijadikan dasar pengadaian.
Analogi Induktif
Analogi induktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan tentang kebenaran suatu gejala khusus berdasarkan kebenaran gejala khusus yang lain yang punya sifat esensial yang sama. Analogi induktif berbicara tentang dua hal yang berlainan dan dua hal yang berlainan tersebut dibandingkan. Dalam melakukan perbandingan ada dua hal yang perlu diperhatikan yaitu, persamaan dan perbedaan.
Prinsip dasar prnalaran analogi induktif adalah "karena hal d analog dengan a, b, c, maka apa yang berlaku bai a, b, dan c dapat diharapkan berlaku juga untuk d".
Bedanya dengan generelisasi yaitu di mana konklusinya berupa proposi universal,sedangkan penalaran induksi konklusinya lebih luas daripada premis-premisnya.

Faktor Probabilitas
Tinggi rendahnya probabilitas induksi dipengaruhi oleh :
  • faktor fakta
  • faktor analogi
  • faktor disanalogi
  • faktor luas konklusi
Kesesatan Generalisasi/Analogi
Selain faktor-faktor objektif,tinggi rendahnya pbobabilitas suatu penalaran juga dipengaruhi faktor-faktor subjektif. Faktor subjektif biasanya muncul dalam penalaran seseorang yang keberadaanya tidak disadari. Ada beberapa faktor yang menyebabkan kesesatan dalam penalaran induktif, yaitu :
  • tergesa-gesa
  • ceroboh
  • prasangka

Hubungan Sebab-Akibat
Hubungan sebab-alibat antara peristiwa-peristiwa dapat terjadi dalam tiga pola,yaitu
  1. pola dari sebab ke akibat
  2. pola dari akibat ke sebab
  3. pola dari akat ke akibat
Logika Deduktif
Deduktif merupakan suatu proses tertentu dalam proses itu akal budi kita menyimpulkan pengetahuan yang lebih 'khusus' dari pengetahuan yang lebih 'umum'.Penalaran deduktif selalu diungkapkan salam bentuk silogisme. Silogisme meruupakan suatu jenis penarikan kesimpulan yang didasarkan pada premis-premis yang sudah diketahhui. Maksud dari premis-premis itu untuk memberikan bukti bahwa kesimpulan itu benar.
Premis-premis daru suatu argumentasi deduktif yang tepat berisi semua bukti yang dibutuhkan untuk membuktikan kebenaran suatu kesimpulan. Argumentasi deduktif dinilai lebih berdasarkan vaid atau tidak valid.

Apa yang dimaksud dengan kebenaran premis ?

Premis dianggap 'benar' apabila sesuai dengan realitas. Sebaliknya, premis dianggap salah jika tidak sesuai dengan realitas.

Ciri-ciri Silogisme
  1. semua pernyataannya adalah proposisi kategoris
  2. terdiri dari dua premis dan sebuah kesimpulan
  3. dua premis dan satu kesimpulan secara bersama-sama memuat tiga term (kata) yang berbeda dan masing-masing term tampak dalam dua dari tiga proposisi.

Induksi dan deduksi selalu berdampingan, keduanya selalu bersama-sama dan saling memuat. Persamaan induksi dan deduksi adalah argumentasi keduanya terdiri dari premis-premis yang mendukung kesimpulan. Sedangkan, perbedaannya adalah penalaran induksi yang tepat akan punya premis-premis benat tetapi kesimpulan salah,karena argumentasi penalaran induksi tidak membuktikan kesimpulan benar.Hal ini disebabkan oleh arguemtasi-argumentasi dalam penalaran induksi yang tidak membuktikan bahwa kesimpulan itu benar. Premis hanya menetapkan kesimpulan berisi suatu kemungkinan sebsb premis hanya mengandung sebagian dari bukti atau data yang dibutuhkan kesimpulan.



sumber : PPT KBK Filsafat Universitas Tarumanagara


Pertemuan 4

Filsafat 4

Jumat,19 September 2014 menjadi pertemuan keempat untuk KBK Filsafat. Hari jumat itu menjadi hari yang sangat berat, karena ada kelas pengganti. Yang seharusnya kelas hanya sampai dengan jam dua belas siangtapi pada hari jumat kelas sampai jam lima sore. Karena ada dosen yang berhalangan hadir pada minggu depan jadi diadakan kelas pengganti. Pertemuan kali membahas begitu banyak materi. Postingan saya yang ini saya akan membahas materi sebelum kelas pengganti. Pada sesi 1, kelas dibagi menjadi dua bagian yaitu kelas A dan B, serta kelas C dan D. Tujuan dibagi dua seperti itu sebenarnya hanya untuk mempermudah untuk melakukan games dan menghemat waktu. Masing-masing dari kelompok itu harus membuat liel-liel dan memperagakan suatu gerakan yang terdiri dari dua kata dan nanti kelompok yang lain akan menebak jawabannya.
Saya akan membaha materi filsafat tentang Subjektivisme dan Objektivisme serta Substansis Filsafat Ilmu : Konfirmasi, Inferensi, dan Konstruksi Teori

Subjektivisme dan Objektivisme

Subjektivisme

Subjektivisme merupakan pengetahuan yang dipahami sebagai keyakinan yang dianut oleh masyarakat. Pandangan ini didukung oleh beberapa tokoh dan kaum,yaitu :

1. Rene Descartes
"cogito ergo sum cogitans" (saya berpikir maka saya adalah pengada yang berpikir) itu adalah kalimat yang menjadi ciri khas Descartes. Descartes adalah tokoh yang menolak skeptisme dan dia adalah seorang rasionalis (yang menggunakan pikiran sebagai sumber utama tentang kebenaran pengetahuan). Menurutnya kebenaran bukan karena indera yang dapat diandalkan, tetapi karena keyakian Tuhan yang menciptakan indera pada manusia yang tidak mungkin menipu. Kenyataan bukti keyakinan akan adanya dunia luar atau "yang bukan aku" kurang meyakinkan dibandingkan bukti yang tersedia bagi adanya subjek atau "aku". Keberadaan sesuatu di luar atau "yang bukan aku" hanya dapat disimpulkan secara tidak langsung dari kebenaran dan pengetahuan mengenai diri sendiri. Kesadaran diri sendiri merupakan hasil dari suatu proses bertahap melalui pengalaman pergulatan dengan dunia luar.

2. Realisme Epistemologis 
Kaum ini berpendapat bahwa kesadaran menghubungkan saya dengan "apa yang lain" dari diri saya.

3.Idealisme Epistemologis
Kaum ini berpendapat bahwa setiap tindakan mengetahii berakhir di dalam suatu ide yang merupakan suatu peristiwa subjektif murni.

Banyak filsuf sesudah Descartes mengandaikan bahwa satu-satunya hal yang dapat kita ketahui dengan pasti adalah diri kita sendiri dan kegiatan sadar kita.

Ciri-ciri subjektivisme

- Mengagas pengetahuan sebagai suatu keadaan mental yang khusus.
- Pengalaman subjektif sebagai titik tolak pengetahuan dari data inderawi diri sendiri.
- Prinsip subjektif tentang alasan cukup,karena pengalaman bersifat personal,benar secara pasti dan     meyakinkan karena berlaku sebagai pengetahuan langsung dari subjek.


Objektivisme

Objektivisme merupakan pandangan bahwa objek yang dipresepsikan melalui perantara indera itu ada dan bebas dari kesadaran manusia. Objektivisme dapat diartikan juga sebagai pandangan yang menganggap bahwa segala sesuatu yang dipahami adalah tidak tergantung pada orang yang memahami. Ada 3 pandangan dasar objektivisme,yaitu :

1. Kebenaran itu independen terlepas dari pandangan subjektif.
2. Kebenaran itu datang dari bukti faktual.
3. Kebenaran hanya bisa disadari dari pengalaman inderawi.

Objek itu bersifat "umum" dalam arti bahwa objek yang sama dipresepsikan oleh pengamat yang jumlahnya tidak terbatas,dan objek itu bersifat permanen baik untuk dipresepsikan ataupun tidak. Untuk mempercayai kebenaran kesaksian inderawi, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi :

a. Objek harus sesuai dengan jenis indera kita.
b. Organ indera harus normal dan sehat.
c. Karena objek yang ditangkap melalui medum,maka medium itu harus ada.

Objek dibagi menjadi dua tipe yaitu, khusus dan umum.

- Objek khusus merupakan daya yang ditangkap hanya oleh sati indera. Misalnya warna, suara, atau bau.
- Objek umum merupakan data yang dapat ditangkap oleh lebih dari satu indera. Misalnya keluasan dan gerakan yang dapat dilihat dan diraba oleh indera lainnya.


Subtansi Filsafat Ilmu : Konfirmasi, Inferensi dan, Konstruksi Teori

Konfirmasi

berasal dari kata confirmation (inggris) yaitu penegasan atau memperkuat. Konfirmasi berhubungan dengan filsafat ilmu,maka fungsi ilmu pengetahuan adalah menjelaskan, menegaskan, menegaskan, memperkuat apa yang didapat dari kenyataan atau fakta. Ada dua aspek konfirmasi, yaitu:

- Konfirmasi Kuantitatif : untuk memastikan kebenaran,ilmu pengetahuan mengemukakan konfirmasi aspek kuantitatif
-Konfirmasi Kualitatif : untuk menunjukan kebenaran.Karena konfirmasi kuantitatif tidak bisa dilaksanakan,maka harus menjalankan konfirmasi ini.

Konfirmasi berupaya untuk mencari hubungan yang normatif antara hipotesis yang sudah diambil dengan fakta-fakta.

Konfirmasi diabgi menjadi 3 jenis,yaitu :
1. decision theory
Kepastian berdasarkan keputusan "apakah hubungan antara hipotesis dengan fakta punya manfaat aktual?"
2. estimation theory 
Menetapkam kepastian dengan memberi peluang benar-salah melalui konsep probabilitas.
3. reliability theory 
menetapkan kepastian dengan mencermati stabilitas fakta yang berubah-ubah terhadap hipotesis.

Inferensi

Inferensi diartikan sebagai suatun proses penarikan konklusi dari satu atau lebih proposisi (keputusan). Inferansi bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki bergerak ke pengetahuan baru. Dalam logika, proses penarikan kesimpulan dapat dilakukan dengan dua cara,yaiutu deduktif dan induktif.

1. Inferensi Deduktif
Inferensi deduktif dibagi menjadi dua jenis yaitu langsung dan tidak langsung. 

  • Inferensi langsung adalah oenarikan kesimpulan hanya dari sebuah premis. Premis yaitu data, bukti, atau dasar pemikiran yang menjamin terbentuknya kesimpulan. Kesimpulan yang ditarik tidak boleh lebih luas dari premisnya.
  • Inferensi tidak langsung (silogistik) adalah penarikan kesimpulan dengan menggunakan dua premis. Konklusi tidak lebih umum daripada premis-premisnya. Premis-Premis merupakan proposisi yang diguakan untuk membuat konklusi. Proposisi-proposisi yang menjadi premis-premis dalam suatu silogisme disebut antesendens,sedangkan proposis yang digunakan menjadi konklusi disebut konsekuens.Predikat konklusi disebut term mayor dan subjeknya disebut term minor.
Hukum Inferensi :
  1. kalau premis-premis benar,maka kesimpulan benar.
  2. kalau premis-premis salah, maka kesimpulan bisa salah atau kebetulan benar.
  3. bila kesimpulan salah, premisnya juga salah.
  4. bila kesimpulan benar, maka premisnya bisa benar dan bisa juga salah.
Konstruksi teori

Kata teori berarti model atau kerangka pikiran yang menjelaskan fenomena alami atau sosial tertentu. Teori dapat dirumuskan, dikembangkan, dan dievaluasi menurut metode ilmiah. Arti teori dibagi menjadi dua kutu, yaitu :
- kutub 1 : Teori sebagai hukum eksperimental.
- kutub 2 : teori sebagai hukum yang berkualitas normal.

Periode Perkembangan ilmu Pengetahuan

  1. Animisme : fase percaya pada mitos
  2. ilmu empiris : tolak ukur ilmu paling sederhana adalah (a) pengalaman, (b) klasifikasi, (c) penemuan hubungan-hubungan, (d) perkiraan kebenaran.
  3. ilmu teoritis : gejala yang ditimbulkan dan ilmu empiris diterangkan dengan kerangka pemikiran.
3 Model Konstruksi teori
  • Korespondensi : kebenaran sesuatu dibuktikan dengan menemukan relevansi dengan yang lain
  • koherensi : sesuatu dipandang benar bila sesuai dengan moral tertentu. Mementingkan kesesuaian antara kebenaran objektif dan kebenaran moral/nilai.
  • paradigmatis : konsep kebenaran ditata menurut pola hubungan yang beragam,menyederhanakan yang kompleks.
Aliran dalam Konstruksi Teori
  • reduksionisme : teori itu suatu pernyataan yang abstrak, tidak dapat diamati secara empiris dan tidak dapat diuji secara langsung
  • instrumentalisme : teori adalah instrumen bagi pernyataan observasi agar terarah dan terkonstruksi.
  • realisme : teori dianggap benar bila real secara subtantif ada bukan fiktif.


Untuk materi kelas pengganti akan saya bagikan pada postingan saya yang berikutnya yah... ditunggu sajaa :)

sumber : PPT KBK Filsafat Universitas Tarumanagara