Mengenal
ADHD dan Cara Mengatasinya
Latar Belakang
Seiring dengan
perkembangan zaman semakin banyak pula perkembangan jenis penyakit yang ada, salah
satu contohnya adalah Attention Deficit
Hyperactivity Disorder (ADHD). Masih banyak individu yang belum mengetahui
ADHD itu seperti apa, gejala-gejala yang tampak, diagnosis seseorang yang
menderita ADHD, dan cara penanganannya. Oleh karena itu, penulis akan membahas
tentang ADHD dan penyebabnya, serta penulis juga akan membahas tentang ciri
diagnonis ADHD dan cara mengatasi ADHD.
Pengertian ADHD
ADHD berarti gangguan
pemusatan perhatian disertai hiperaktif (Sugiarmin, 2007). Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) yaitu sebuah gangguan pada perkembangan otak
yang menyebabkan penderitanya menjadi hiperaktif, impulsif, serta susah
memusatkan perhatian (Antony, 2014). Menururt Konferensi Nasional
Neurodevelopmental II (dikutip dalam Novianti, 2014) ADHD adalah adanya
ketidakmampuan anak untuk memusatkan perhatian. Perhatiannya sangat singkat dibandingkan
anak lain yang seusia dengannya, juga disertai dengan hiperaktif dan tingkah
laku yang impulsif. Jadi, dapat disimpulkan bahwa ADHD adalah sebuah gangguan
pada perkembangan otak yang menyebabkan seorang individu susah memusatkan
perhatian.
Penyebab ADHD
Penyebab pasti
ADHD belum dapat diketahui secara pasti, namun terdapat beberapa faktor yang dianggap memengaruhi
kondisi ADHD, yaitu: (a) keturunan atau faktor genetik, (b) defisit
neurotransmiter, dan (c) perkembangan otak yang abnormal (Flanagen, 2005).
Keturunan atau faktor genetik. Banyak anak yang menderita ADHD mempunyai
kerabat dekat yang memiliki gejala yang serupa. Kerabat ini dapat berasal dari
orang tua, paman, atau bibi yang dekat dengan anak tersebut.
Defisit neurotransmiter. Ada dua
neurotransmiter pada otak yang berperan dalam regulasi jumlah pembangkitan dan
perhatian, yaitu noradrenaline dan dopamine. Individu yang mengkonsumsi
pengobatan stimulan mempengaruhi regulasi kedua neurotransmiter tersebut. Noradrenaline berfungsi untuk
membangkitkan sel, sedangkan dopamine
untuk mengurangi respon yang tidak diinginkan.
Perkembangan otak yang abnormal. Perkembangan otak yang abnormal
disebabkan karena tidak berfungsinya lobus frontal. Lobus frontal adalah area
pada otak yang berfungsi untuk mengumpulkan input auditori dan visual yang
berlebihan.
Ciri Diagnosis ADHD
Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental
Disorders IV-TR (American
Psychiatric Association [APA], 2000) , anak ADHD memiliki tiga gejala utama,
yaitu (a) Inattention, (b) hyperactivity, dan (c) impulsivity. Beberapa gejala hiperaktif-impulsif
dan lalai menyebabkan penurunan yang hadir pada anak sebelum usia 7 tahun.
Adapula beberapa gangguan dari gejala hadir dalam dua atau lebih pengaturan
(contohnya di rumah, sekolah, atau bekerja). Gejala-gejala tersebut harus ada
bukti yang jelas dari penurunan klinis yang signifikan dalam bidang sosial,
akademik, dan fungsi kerja. Gejala tidak terjadi secara eksklusif selama Pervasive Developmental Disorder, Schizophrenia, atau gangguan psikotik
lainnya dan tidak lebih baik dijelaskan oleh gangguan mental lainnya.
Inattention.
Enam (atau lebih)
gejala kekurangan perhatian bertahan selama minimal 6 bulan sampai tingkat yang
maladaptif dan tidak konsisten dengan perkembangan:Adapun tanda-tanda yang akan
ditunjukkan anak ADHD yang kekurangan perhatian adalah : (a) tidak dapat
memusatkan perhatian atau membuat kesalahan yang ceroboh dalam berbagai
kegiatan, (b) sulit mempertahankan perhatian saat mengerjakan tugas atau
bermain, (c), tampak tidak mendengarkan pada saat diajak berbicara langsung,
(d) tidak mengikuti instruksi dan tidak menyelesaikan tugas sekolah atau
tugas di tempat pekerjaan, (e) kesulitan
dalam mengatur tugas dan kegiatan, (f) menghindari, tidak menyukai, atau tidak
ingin terlibat dalam tugas yang menuntut usaha mental terus-menerus, (g)
kehilangan benda-benda yang penting untuk tugas atau kegiatan, (h) terganggu
oleh ransangan yang tidak berhubungan, dan (i) pelupa.
Hyperactivity.
Enam (atau lebih) gejala hiperaktivitas bertahan selama minimal 6 bulan
sampai tingkat yang maladaptif dan tidak konsisten dengan perkembangan. Anak
yang hiperaktivitas dapat ditunjukkan dengan beberapa gejala, seperti : (a)
tangan dan kaki akan selalu digerakkan, (b) tidak dapat duduk diam dan sering
meninggalkan kursinya pada saat duduk, (c) berjalan ke mana-mana atau memanjati
segala jenis benda dalam hampir semua situasi, (d) susah untuk tenang, (e)
penuh energi dan bergerak secara konstan, dan (f) banyak berbicara.
Impulsivity. Gejala-gejala anak ADHD ditunjukkan
dengan cara : (a) menjawab tanpa berpikir sebelum pertanyaan selesai, (b)
kesulitan dalam menunggu giliran, dan (c) menginterupsi percakapan orang lain.
Cara Penanganan ADHD
Walaupun
kondisi ini tidak bisa disembuhkan, terdapat beberapa tindakan atau penanganan
bagi penderita ADHD. Cara mengatasinya dapat dijabarkan sebagai berikut.
Terapi sosial kejiwaan (Psikososial). Terapi
ini mengambil langkah dalam mendorong para penderita ADHD bersungguh-sungguh
mengikuti pengobatan serta membantu mereka menjadi perserta aktif dalam
pengobatan tersebut. Terapi ini juga dilakukan dengan cara terapi pola
kebiasaan (Zaviera, 2007).
Modifikasi perilaku. Penanganan dengan metode ini dapat dilakukan
dengan tiga elemen, yaitu: (a) memberikan anak tentang pemahaman tentang
perilaku yang dapat diterima, yang tidak dapat diterima, dan konsekuensi dari
tiap macam perilaku, (b) penggunaan gagasan pemberian hadiah dipastikan bahwa
semua penguatan atau hadiah adalah bermakna agar hadiah yang diberikan kepada
anak menjadi sesuatu yang benar-benar diinginkan anak, dan (c) penerapan
modifikasi perilaku harus dilakukan secara konsisten.
Obat-obatan. Pengobatan penderita ADHD dapat
dtangani dengan menggunakan tiga jenis obat, yaitu : (a) methylphenidate (Ritalin), (b) dextroamphetamine
(Dexadrine), dan (c) pemoline.
(Flanagen, 2005).
Edufeedback.
Penggunaan obat tidak
dapat memberikan kesembuhan secara permanen. Treatment terpenting untuk penderita ADHD adalah dengan
memberikan edukasi dan pelatihan (Timur, 2014).
Simpulan
Secara
umum, dapat diketahui bahwa ADHD adalah gangguan pada otak yang dapat
menyebabkan seseorang mengalami ketidakseimbangan dalam melakukan aktivitas. Anak
ADHD akan sering kesulitan untuk belajar di sekolah, mendengarkan dan mengikuti
instruksi orangtua, bahkan akan susah berinterksi dengan lingkungan sosialnya.
Penderita ADHD dapat diatasi dengan melakukan beberapa cara.
Daftar Pusktaka
American
Psychiatric Association. (2000). Diagnostic and Statistical Manual of Mental
Disorders (4th edition, text revision). Washington, DC: Authors.
Antony.
(2014). Mengenal ADHD-gejala,penyebab dan pengobatannya. Web esehatan. Diunduh dari
http://webkesehatan.com/mengenal-add-atau-adhd/#
Flanagen,
R. (2005). ADHD KIDS: Menjadi pendamping bijak bagi anak penderita
ADHD. B. Pamungkas, T. Adiantasari, & T. T. Wilujeng (Penerj.).
Jakarta: Prestasi Pustakaraya.
Novianti,
R. (2014). Karya tulis ADHD. Diunduh dari
http://www.academia.edu/4451172/karya_tulis_ADHD
Sugiarmin,
M. (2007). Bahan ajar anak dengan ADHD. Diunduh dari http://id.scribd.com/doc/148741092/ADHD-pdf
Timur,
H. (2014). Penanganan anak ADHD/hiperaktif. Diunduh dari http://www.adhd-centre.com/adhd-article/10-penanganan-anak-adhd-hiperaktif
Zaviera,
F. (2007). Anak Hiperaktif : Cara cerdas mengahadapi anak hiperaktif dan gangguan
konsentrasi. Depok, Yogyakarta : Katahati.