Song

Selasa, 11 November 2014

Tugas Akhir Blok 3

Mengenal ADHD dan Cara Mengatasinya

Latar Belakang
     Seiring dengan perkembangan zaman semakin banyak pula perkembangan jenis penyakit yang ada, salah satu contohnya adalah Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD). Masih banyak individu yang belum mengetahui ADHD itu seperti apa, gejala-gejala yang tampak, diagnosis seseorang yang menderita ADHD, dan cara penanganannya. Oleh karena itu, penulis akan membahas tentang ADHD dan penyebabnya, serta penulis juga akan membahas tentang ciri diagnonis ADHD dan cara mengatasi ADHD.

Pengertian ADHD
     ADHD berarti gangguan pemusatan perhatian disertai hiperaktif (Sugiarmin, 2007). Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)  yaitu sebuah gangguan pada perkembangan otak yang menyebabkan penderitanya menjadi hiperaktif, impulsif, serta susah memusatkan perhatian (Antony, 2014). Menururt Konferensi Nasional Neurodevelopmental II (dikutip dalam Novianti, 2014) ADHD adalah adanya ketidakmampuan anak untuk memusatkan perhatian. Perhatiannya sangat singkat dibandingkan anak lain yang seusia dengannya, juga disertai dengan hiperaktif dan tingkah laku yang impulsif. Jadi, dapat disimpulkan bahwa ADHD adalah sebuah gangguan pada perkembangan otak yang menyebabkan seorang individu susah memusatkan perhatian.

Penyebab ADHD
     Penyebab pasti ADHD belum dapat diketahui secara pasti, namun terdapat  beberapa faktor yang dianggap memengaruhi kondisi ADHD, yaitu: (a) keturunan atau faktor genetik, (b) defisit neurotransmiter, dan (c) perkembangan otak yang abnormal (Flanagen, 2005).
     Keturunan atau faktor genetik. Banyak anak yang menderita ADHD mempunyai kerabat dekat yang memiliki gejala yang serupa. Kerabat ini dapat berasal dari orang tua, paman, atau bibi yang dekat dengan anak tersebut.
     Defisit neurotransmiter. Ada dua neurotransmiter pada otak yang berperan dalam regulasi jumlah pembangkitan dan perhatian, yaitu noradrenaline dan dopamine. Individu yang mengkonsumsi pengobatan stimulan mempengaruhi regulasi kedua neurotransmiter tersebut. Noradrenaline berfungsi untuk membangkitkan sel, sedangkan dopamine untuk mengurangi respon yang tidak diinginkan.
     Perkembangan otak yang abnormal. Perkembangan otak yang abnormal disebabkan karena tidak berfungsinya lobus frontal. Lobus frontal adalah area pada otak yang berfungsi untuk mengumpulkan input auditori dan visual yang berlebihan.

Ciri Diagnosis ADHD
     Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders IV-TR (American Psychiatric Association [APA], 2000) , anak ADHD memiliki tiga gejala utama, yaitu (a) Inattention, (b) hyperactivity, dan (c) impulsivity. Beberapa gejala hiperaktif-impulsif dan lalai menyebabkan penurunan yang hadir pada anak sebelum usia 7 tahun. Adapula beberapa gangguan dari gejala hadir dalam dua atau lebih pengaturan (contohnya di rumah, sekolah, atau bekerja). Gejala-gejala tersebut harus ada bukti yang jelas dari penurunan klinis yang signifikan dalam bidang sosial, akademik, dan fungsi kerja. Gejala tidak terjadi secara eksklusif selama Pervasive Developmental Disorder, Schizophrenia, atau gangguan psikotik lainnya dan tidak lebih baik dijelaskan oleh gangguan mental lainnya.
     Inattention. Enam (atau lebih) gejala kekurangan perhatian bertahan selama minimal 6 bulan sampai tingkat yang maladaptif dan tidak konsisten dengan perkembangan:Adapun tanda-tanda yang akan ditunjukkan anak ADHD yang kekurangan perhatian adalah : (a) tidak dapat memusatkan perhatian atau membuat kesalahan yang ceroboh dalam berbagai kegiatan, (b) sulit mempertahankan perhatian saat mengerjakan tugas atau bermain, (c), tampak tidak mendengarkan pada saat diajak berbicara langsung, (d) tidak mengikuti instruksi dan tidak menyelesaikan tugas sekolah atau tugas  di tempat pekerjaan, (e) kesulitan dalam mengatur tugas dan kegiatan, (f) menghindari, tidak menyukai, atau tidak ingin terlibat dalam tugas yang menuntut usaha mental terus-menerus, (g) kehilangan benda-benda yang penting untuk tugas atau kegiatan, (h) terganggu oleh ransangan yang tidak berhubungan, dan (i) pelupa.
     Hyperactivity. Enam (atau lebih) gejala hiperaktivitas bertahan selama minimal 6 bulan sampai tingkat yang maladaptif dan tidak konsisten dengan perkembangan. Anak yang hiperaktivitas dapat ditunjukkan dengan beberapa gejala, seperti : (a) tangan dan kaki akan selalu digerakkan, (b) tidak dapat duduk diam dan sering meninggalkan kursinya pada saat duduk, (c) berjalan ke mana-mana atau memanjati segala jenis benda dalam hampir semua situasi, (d) susah untuk tenang, (e) penuh energi dan bergerak secara konstan, dan (f) banyak berbicara.
     Impulsivity. Gejala-gejala anak ADHD ditunjukkan dengan cara : (a) menjawab tanpa berpikir sebelum pertanyaan selesai, (b) kesulitan dalam menunggu giliran, dan (c) menginterupsi percakapan orang lain.

Cara Penanganan ADHD
     Walaupun kondisi ini tidak bisa disembuhkan, terdapat beberapa tindakan atau penanganan bagi penderita ADHD. Cara mengatasinya dapat dijabarkan sebagai berikut.
     Terapi sosial kejiwaan (Psikososial). Terapi ini mengambil langkah dalam mendorong para penderita ADHD bersungguh-sungguh mengikuti pengobatan serta membantu mereka menjadi perserta aktif dalam pengobatan tersebut. Terapi ini juga dilakukan dengan cara terapi pola kebiasaan (Zaviera, 2007).
     Modifikasi perilaku. Penanganan dengan metode ini dapat dilakukan dengan tiga elemen, yaitu: (a) memberikan anak tentang pemahaman tentang perilaku yang dapat diterima, yang tidak dapat diterima, dan konsekuensi dari tiap macam perilaku, (b) penggunaan gagasan pemberian hadiah dipastikan bahwa semua penguatan atau hadiah adalah bermakna agar hadiah yang diberikan kepada anak menjadi sesuatu yang benar-benar diinginkan anak, dan (c) penerapan modifikasi perilaku harus dilakukan secara konsisten.
     Obat-obatan. Pengobatan penderita ADHD dapat dtangani dengan menggunakan tiga jenis obat, yaitu : (a) methylphenidate (Ritalin), (b) dextroamphetamine (Dexadrine), dan (c) pemoline. (Flanagen, 2005).
     Edufeedback. Penggunaan obat tidak dapat memberikan kesembuhan secara permanen. Treatment  terpenting untuk penderita ADHD adalah dengan memberikan edukasi dan pelatihan (Timur, 2014).

Simpulan
     Secara umum, dapat diketahui bahwa ADHD adalah gangguan pada otak yang dapat menyebabkan seseorang mengalami ketidakseimbangan dalam melakukan aktivitas. Anak ADHD akan sering kesulitan untuk belajar di sekolah, mendengarkan dan mengikuti instruksi orangtua, bahkan akan susah berinterksi dengan lingkungan sosialnya. Penderita ADHD dapat diatasi dengan melakukan beberapa cara.

Daftar Pusktaka
American Psychiatric Association. (2000). Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (4th edition, text revision). Washington, DC: Authors.
Antony. (2014). Mengenal ADHD-gejala,penyebab dan pengobatannya. Web esehatan. Diunduh dari http://webkesehatan.com/mengenal-add-atau-adhd/#
Flanagen, R. (2005). ADHD KIDS: Menjadi pendamping bijak bagi anak penderita ADHD. B. Pamungkas, T. Adiantasari, & T. T. Wilujeng (Penerj.). Jakarta: Prestasi Pustakaraya.
Novianti, R. (2014). Karya tulis ADHD. Diunduh dari  http://www.academia.edu/4451172/karya_tulis_ADHD
Sugiarmin, M. (2007). Bahan ajar anak dengan ADHD. Diunduh dari http://id.scribd.com/doc/148741092/ADHD-pdf
Timur, H. (2014). Penanganan anak ADHD/hiperaktif. Diunduh dari http://www.adhd-centre.com/adhd-article/10-penanganan-anak-adhd-hiperaktif

Zaviera, F. (2007).  Anak Hiperaktif : Cara cerdas mengahadapi anak hiperaktif dan gangguan konsentrasi. Depok, Yogyakarta : Katahati.

Rabu, 05 November 2014

Anak Korban Kekerasan Seksual

Anak Korban Kekerasan Seksual

Pengertian Kekerasan Seksual
     Kekerasan seksual adalah kejahatan yang dilakukan seseorang atau sejumlah orang yang tidak diharapkan sehingga menimbulkan akibat negatif pada diri korban. (Sadarjoen dikutip dalam Ariani, 2006). Menurut Wahid dan Irfan (dikutip dalam Huraerah, 2007), kekerasan seksual adalah istilah yang menunjuk pada hubungan seksual yang menyimpang, merugikan pihak korban dan merusak kedamaian di tengah masyarakat. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kekerasan seksual adalah suatu kekerasan yang dilakukan seseorang dalam bentuk pemaksaan yang meyimpang dan dapat membawa dampak negatif bagi korbannya.

Jenis-jenis Kekerasan Seksual
     Menurut Resna dan Darmawan (dikutip dalam Huraerah, 2007), tindakan penganiayaan seksual dapat dibagi atas tiga yaitu (a) perkosaan, (b) incest, dan (c) eksploitasi.

   Perkosaan. Pelaku perkosaan biasanya pria dan seringkali mengancam dengan memperlihatkan kekuatannya kepada anak. Jika anak diperiksa dengan segera setelah perkosaan, maka akan didapatkan bukti fisik seperti air mata, darah, dan luka memar dari penemuan suatu bentuk penganiyaan.

     Incest. Istilah ini didefinisikan sebagai hubungan seksual atau aktivitas seksual antara individu yang mempunyai hubungan dekat yang pernikahan di antara mereka dilarang oleh hukum maupun kultur. Incest biasanya terjadi dalam waktu yang lama dan sering menyangkut suatu proses terkondisi.

     Eksploitasi. Eksploitasi seksual meliputi prostitusi dan pornografi. Hai ini dapat terjadi di dalam lingkungan keluarga atau di luar rumah bersama beberapa orang dewasa dan tidak berhubungan dengan anak-anak dan merupakan suatu lingkungan seksual.

Penyebab terjadinya Kekerasan Seksual terhadap Anak
     Sholeh (dikutip dalam Rahayu, 2014) menyebutkan adanya beberapa faktor penyebab terjadinya pelecehan seksual terhadap anak, yaitu: (a) rendahnya kesadaran moral dan internalisasi ajaran agama serta longgarnya pengawasan di level keluarga dan masyarakat, (b) sikap permisif masyarakat terhadap potensi pelecehan seksual, (c) banyaknya tanyangan yang menunjukan sadisme, kekerasan, pornografi, dan berbagai jenis tayangan destruktif lainnya tidak disaring lagi dalam lingkungan masyarakat, dan (d) faktor perhatian orangtua dan keluarga yang relatif longgar terhadap anaknya dalam mengajarkan nilai-nilai hidup yang dapat bersifat mencegah kejahatan pelecehan seksual.

Ciri-ciri umum anak yang mengalami kekerasan seksual
     Anak yang mengalami kekerasan seksual akan mengalami beberapa ciri-ciri umum yang akan ditunjukan, yaitu (a) tanda-tanda perilaku, (b) tanda-tanda kognisi, (c) tanda-tanda sosial-emosional, dan (d) tanda-tanda fisik kelamin (Huraerah, 2007).

    Tanda-tanda perilaku. (a) perubahan-perubahan mendadak, perubahan perilaku dapat ditandai dengan perubahan dari perasaan bahagia menjadi depresi atau permusuhan, dari yang komunikatif menjadi penuh rahasia; (b) perilaku ekstrim, adanya perubahan perilaku dari yang biasanya lebih agresif atau pasif dari teman-temannya; (c) gangguan tidur, Korban akan sulit untuk tidur, mimpi buruk; (d) penyalahgunaan NAPZA: mengkonsumsi alkohol atau obat-obatan terlarang; dan (e) bentuk-perlakuan yang salah terhadap diri sendiri, melakukan sutu tindakan yang dapat merusak atau merugikan diri sendiri.

    Tanda-tanda Kognisi. Tidak dapat berkonsentrasi, minat bersekolah memudar, respon atau reaksi yang berlebihan, .

   Tanda-tanda sosial-emosional. Masa percaya diri yang rendah, depresi tanpa penyebab yang jelas, merasakan ketakutan yang berlebihan, dan keterbatasan perasaan.
  
   Tanda-tanda fisik. Merasakan rasa sakit yang tidak jelas penyebabnya dan terjadi luka-luka pada alat kelamin atau mengidap penyakit.

Cara mengatasi kekerasan seksual pada anak
   Bagi orang dewasa yang berperan sebagai pelindung maupun berpotensi memberi dukungan utama pada anak perlu: (a) Membaca informasi tentang kekerasan seksual pada anak untuk memahami penyebab, pelaku, dampak pada korban, tanda-tanda yang ditunjukkan anak yang mengalami kekerasan seksual, dukungan yang dibutuhkan. Serta mengubah keyakinan-keyakinannya yang mungkin selama ini salah, (b) mengajarkan pada anak sedini mungkin untuk mengenali bagian-bagian tubuhnya sendiri, serta daerah mana yang boleh disentuh orang lain dan mana yang tidak, (c) segera memberitahu anggota keluarga bila ada orang yang melakukan hal-hal yang tidak wajar pada tubuhnya, dan (d) Tidak mudah percaya pada orang lain atau diajak main ke tempat sepi Tidak mudah percaya pada orang lain atau diajak main ke tempat sepi Tidak mudah percaya pada orang lain atau diajak main ke tempat sepi (Amira, 2014).
     Seorang anak bisa mengatasi dan mengantisipasi kekerasan seksual yang akan terjadi pada dirinya dengan cara: (a) anak harus lebih berani meminta pertolongan ketika merasa bingung atau resah karena mengalami kejadian yang kurang menyenangkan dan (b) harus lebih berhati-hati terhadap setiap orang yang ada disekeliling (“Yang Perlu Anda Ketahui Tentang Pelecehan Anak,”  2014).

Daftar Pustaka
Amira. (2014). Kekerasan seksual pada anak perempuan. Diunduh dari http://www.savyamirawcc.com/kekerasan-seksual-pada-anak-perempuan
Ariani. (2006). Kekerasan seksual. Diunduh dari http://id.scribd.com/doc/152460035/kekerasan-seksual
Huraerah, A. (2007). Anak korban sexual abuse. Dalam  A. Salim & Z. A’immah (Ed.), Child abuse (h. 71-74). Bandung, Indonesia: Nuansa.
Rahayu. (2014). Indonesia darurat kekerasan seksual pada anak. Diunduh dari http://www.islampos.com/indonesia-darurat-kekerasan-seksual-pada-anak-110754/
Yang perlu anda ketahui tentang pelecehan anak. (2014, November). Parents Indonesia. Diunduh dari http://www.islampos.com/indonesia-darurat-kekerasan-seksual-pada-anak-110754/